IKLAN




 

Ketua PP Blora Munaji Bantah Anggotanya Peras Pedagang Pasar

Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Blora, Munaji (tengah) membantah dugaan tindak pidana pemerasan terhadap pedagang di Pasar Jepon, Kabupaten Blora di Markasnya di Ngawen pada Kamis malam (6/5/2021)

"Ketua MPC Organisasi Massa Pemuda Pancasila Kabupaten Blora, Munaji membantah tuduhan anggotanya lakukan pemerasan terhadap pedagang pasar di Jepon"

Viral Video Amatir

BLORA, ME - Pada hari Kamis pagi kemarin (6/5/2021), publik netizen di Kabupaten Blora dikejutkan oleh viralnya video amatir dari telepon genggam seorang perempuan, yang berisi dugaan tindak pidana pemerasan oleh oknum anggota organisasi massa Pemuda Pancasila, terhadap beberapa perempuan yang disebut sebagai pedagang di Pasar Tradisional Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.

Video yang diambil dari jarak yang berbeda - beda itu, dibuat oleh seorang perempuan, menggambarkan percekcokan antara beberapa orang perempuan dengan tiga orang anggota Pemuda Pancasila tersebut, yang menolak menjadi korban percobaan pemerasan, yang diminta menyetorkan sejumlah uang dengan alasan untuk keamanan. 

Masrindo Sinaga, salah satu pemilik koperasi di Pasar Jepon mengaku diminta menyetor uang sebesar Rp. 1 juta setiap bulannya. Namun ia menolak. 

"Menindas kami untuk meminta uang keamanan setiap bulannya 1 juta satu orang. Tapi karena dinego, jadinya cuma Rp. 400 ribu, mereka setuju. Tapi bapak ini mau mengasih, tapi kami ibu-ibu tidak mau mengasih. Oleh karena tidak mau mengasih mereka mengamuk datang lagi kemari," ucapnya. 

Takut Diintimidasi PP

Masrindo mengaku oknum anggota ormas tersebut sudah 3 hari ini, datang ke pasar untuk mengintimidasi warga dan pedagang. Mereka mengaku dari Ormas Pemuda Pancasila (PP). 

"Sudah tiga kali, Hari Senin, Selasa dan Kamis ini. Kan pakai baju PP. Belum (setor-red), karena kami ibu-ibu bertiga ini tidak mau menyetor," ungkapnya. 

Pemilik koperasi lainnya, Karto Siregar mengaku sempat akan menyetor uang kepada oknum ormas tersebut karena merasa takut. 

"Kemarin jam 6 sudah mau nyetor tapi karena mereka bilang, kamu koordinator saja untuk mereka yang ibu-ibu tiga orang ini. Karena ibu-ibu tidak mau memberi jadi saya sendiri yang membayar, tapi mereka bilang jangan dulu," jelasnya. 

Dirinya  merasa takut karena terus mendapat intimidasi dari oknum ormas tersebut. 

"Saya takut pak. Saya ditarik ke mobil, suruh masuk mobil itu kan intimidasi, tapi saya gak mau masuk mobil, saya takut diculik. Itu hari Selasa kemarin," ucapnya. 

Sementara itu, Muryanto salah satu juru parkir di Pasar Jepon mengaku resah dengan ulah para oknum tersebut. 

"Bikin resah mas, itu orang sini saja kok. Katanya yang diminta sementara orang Batak dulu, tapi nanti semua diminta setor. Termasuk tukang parkir juga," bebernya. 

Polres Amankan Pelaku

Video percobaan pemerasan inipun sempat viral dan menyebar luar di sejumlah grup Whatshaap. Sejumlah pedagang langsung melaporkan kejadian ini ke Polsek Jepon Blora. Satreskrim Polres Blora yang menerima laporan ini langsung bergerak cepat melakukan olah TKP di lokasi. Sejumlah saksi diperiksa dan lokasi kejadian di police line. 

"Kita sudah olah TKP. Sejumlah saksi juga sudah kita mintai keterangan. Untuk identitas sudah kita kantongi, segera kita lakukan penindakan," kata Kasatreskrim Polres Blora AKP Setyanto. 

Tak berselang lama, siang hari itu juga diamankan keempat oknum pelaku dugaan tindak pidana pemerasan tersebut oleh Tim Reserse Mobil Polres Blora, di suatu tempat di wilayah Kecamatan Ngawen, dan digiring ke ruang pemeriksaan di Polres Blora.

Sementara itu, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Blora, Munaji, saat melakukan konferensi persnya di Markas Ormasnya, di Ngawen, membenarkan bahwa yang diviralkan dan diamankan oleh Reserse Kriminal Polres Blora itu adalah anggotanya.

"Saya akui itu adalah anggota kami, yaitu Pemuda Pancasila dari PAC Kecamatan Jepon, tapi itu dalam konteks penberantasan rentenir yang terjadi di lingkungan pasar Jepon, jadi bukan pemerasan terhadap pedagang, atau tukang parkir, tidak ada itu, mereka itu adalah rentenir, orang - orang Batak yang merajalela di Pasar - pasar di wilayah Kabupaten Blora, kami minta mereka diberantas, termasuk yang berkedok koperasi, karena rentenir adalah kejahatan ekonomi, apalagi ini di saat Pandemi seperti ini," tandasnya kepada para awak media. (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar