IKLAN




 

Yang Saya Tahu Tentang NU Oleh : SBS

Santoso Budi Susetyo,
 Ketua DPD PKS Blora

PKS Dukung Arief

Saat menyampaikan sambutan pada konsolidasi perdana Tim Pemenangan Pasangan ARTYS di Gedung DPC PDI P Blora, saya menyampaikan salah satu alasan PKS mengusung Arief Rohman sebagai calon Bupati Blora adalah kami melihat bahwa beliau termasuk anak muda yang cerdas.

Selanjutnya saya merinci selain mempunyai kapasitas intelektual yang secara akademis dibuktikan dengan lulus S2 dari Universitas Indonesia, mas Arief insyaAllah juga cerdas emosional sekaligus spiritual. Nyatanya selama menjadi Wakil Bupati tidak pernah mendengar ada konflik yang berarti dengan Bupati. Hasil nyantri dan didikan pondok pesantren bisa disaksikan dalam perilaku kesehariannya.

Keluarga Nahdliyin

Lahir dan besar dari keluarga Nahdlatul Ulama ( NU ) selanjutnya dikirim ke pondok pesantren salafiyah besar dan terkenal di Jawa Timur. Kami percaya dengan kematangan leadershipnya yang ditempa dari organisasi Badan Otonom NU  yang diikutinya.

Faktor tersebut di atas, sepertinya salah satu yang mengantarkan mas Arief menjadi Blora 1. Saya merasakan ghirah dan semangat  tinggi para relawan dalam pemenangannya. Terutama relawan yang mempunyai ikatan emosional sesama jam'iyah NU.

Amanah sebagai salah satu Koordinator Pemenangan di Kecamatan Jepon, mengharuskan saya banyak komunikasi dengan relawan dan struktur pemenangan, diantaranya banyak yang juga aktivis NU. Nuansa kekeluargaan, nyaman dan gayeng saya rasakan saat bersama mereka. 

Pemimpin Dari NU

Kader dan Pengurus NU di Blora banyak menempati posisi strategis di Pemerintahan. Mbah Abu Nafi mantan Ketua NU saat ini menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah. Mantan Ketua NU yang lain juga menjabat Kepala salah satu OPD di Blora . Ketua NU yang sekarang juga menjadi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten. 

Anggota DPRD Blora periode ini banyak anak muda NU. Biasanya diskusi bersama mereka cepet nyambung dan akrab. Sejak lama saya familiar dengan kultur nahdliyin karena banyak kawan dari keluarga santri dan Kyai NU.

Dari kecil, saya ngaji juga dari masjid dan musholla yang Guru ngajinya besutan Kader dan warga Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Mbah Kyai Haji Sugeng Anshori tidak akan saya lupakan. 

Nahdliyin Di PKS

Beliau adalah Kyai kampung pertama yang saya kenal. Ngaji turutan, juz amma, tajwid dan lainnya  dari Langgar Al Falah, tempat awal beliau berdakwah di lingkungan Dukuh Ngawen Jepon, sebelum saya lahir dan jauh sebelum banyak musholla dan masjid dibangun seperti sekarang.

Pimpinan, kader dan pengurus PKS banyak yang warga nahdliyin. Yang lulusan dari pondok pesantren binaan kyai-kyai NU biasa kita temui. Yang mampu membaca kitab kuning juga tidak sedikit.

Dalam sejarah, perjalanan bangsa Indonesia banyak diwarnai oleh kiprah kader-kader organisasi yang didirikan Pahlawan Nasional KH Hasyim Asy'ari ini yang telah berkontribusi bagi agama dan bangsa tercinta.

Selamat Harlah NU ke 95. Khidmah NU: Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan. (SBS/me)

Posting Komentar

0 Komentar