IKLAN




 

Dosa Pemimpin Yang Tidak Adil (Noto Mblora Ojo Guyon)

"Sungguh tak terbayangkan, penderitaan warga yang mengalami infrastruktur jalannya luar biasa buruk dan berbahaya bagi penggunanya, namun mereka hanya bisa pasrah, meski tak pernah putus doa agar jalan mereka segera diperbaiki,"

Jalan Terjal Harapan

BLORA, ME - Kalau anda pernah mengunjungi Desa Waru, Kecamatan Blora Kota dan Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, pasti anda merasakan buruknya infrastruktur jalan, terlebih saat musim hujan seperti ini. Jalan berubah menjadi kubangan, berlumpur dan licin.

Secara topografinya, kedua Desa tersebut termasuk berada di dataran yang tinggi. Sehingga banyak jalan yang harus naik, dan tiba - tiba turun menukik, ini jelas berbahaya, beruntung saya hanya sekedar lewat, tidak setiap hari saya rasakan penderitaan itu.

24 Jam Derita Rakyat

Tapi, sebagai sesama manusia, saya merasa miris membayangkan, betapa sakitnya badan mereka, warga dua Desa itu, setiap hari, 24 Jam dikalikan berapa puluh tahun mereka menderita, akibat buruknya infrastruktur jalan itu.

Bila dibandingkan dengan kebijakan anggaran yang ngawur, dan tidak berkeadilan sosial, para pengambil kebijakan itu menanggung dosa atas setiap detik penderitaan warganya. Itupun kalau mereka sadar dan mau merenung.

Korban Hipnotisme Jargon

Rakyat memang pasrah, karena tak bisa apa - apa, tak bisa menagih janji - janji muluk, Pemimpinnya yang saat berkampanye, akan berjuang memperbaiki nasib mereka. Rakyat hanya menjadi korban hipnotisme jargon - jargon politik, yang menjanjikan perubahan lebih baik dan bermartabat. 

Tapi, vox Populi vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan, mereka meyakini bahwa penderitaan mereka, akan didengar oleh Tuhan, dan akan diselesaikan oleh Tuhan, dengan berbagai jalan, termasuk jalan konstitusional, dan Tuhan akan menuntun mereka menentukan pilihan yang terbaik, yang benar - benar merasakan setiap detik penderitaan mereka, atas buruknya infrastruktur jalan kehidupan mereka.

Detik - Detik Keputusan

Kini pemilihan Pemimpin itu tinggal menghitung hari, detik - detik keputusan ada di tangan rakyat, untuk masa depan selama periode suksesi, apakah keputusan rakyat itu, karena uang, ataukah karena hasil perenungan setiap detik penderitaan yang mereka alami. 

Dan parahnya, itu hanya contoh kecil, masih banyak contoh penderitaan lain, yang bila kita uraikan tidak akan habis kata - kata kita, dan tidak akan habis air mata penderitaan itu, menggambarkan betapa perjuangan Amanat Penderitaan Rakyat, telah dilupakan. Biarlah itu menjadi dosa atas perbuatan Pemimpin yang tidak adil. Selamat mengambil keputusan di Pilkada Serentak 2020. Ingat pesan Pak Kapolri, Jendral Pol. Idham Azis, Salus Populi Seprema Lex Esto! Hukum Tertinggi adalah keselamatan rakyat! (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar