Para pendemo membakar pocongan dalam aksi teatrikal untuk memberikan simbol matinya penegakan hukum terhadap para pelaku tindak pidana korupsi di Blora, di depan Kantor Kejaksaan Negeri Blora. (Rome) |
"Ratusan aktivis Anti Korupsi, yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Anti Korupsi, bergerak untuk demonstrasi penegakan hukum kasus korupsi yang disinyalir jalan di tempat"
Demonstrasi Anti Korupsi
BLORA, ME - Meskipun panas terik, tak menyurutkan langkah para pegiat anti korupsi. Dengan menumpang puluhan truk, massa yang tergabung dalam Forum Blora Selatan (FBS) yang dipimpin oleh Eksi, bergerak dari kawasan Randublatung, Jati, Kedungtuban dan Kradenan, pada Selasa (25/2/2020).
Menuju titik kumpul di Blora, untuk melakukan aksi demonstrasi di depan DPRD Blora dan Kejaksaan Negeri Blora.
Aparat dari Kepolisian Sektor dan Koramil dari wilayah hukum Blora Selatan, turut mengawal perjalanan mereka.
Sepanjang perjalanan diatas truk komando, mereka meneriakkan yel-yel anti korupsi, dan meminta penegakan hukum yang tegas untuk pelaku korupsi.
"Tegakkan supremasi hukum, lanjutkan penanganan korupsi - korupsi di Blora yang mandeg, kedepankan kepentingan masyarakat dan Bangsa, untuk keadilan semuanya!" teriaknya memanaskan suasana.
Jalan A Yani Ditutup
Aparat Kepolisian Resort Blora, pun segera bergerak mensterilkan dua titik lokasi yang akan menjadi tujuan demonstrasi tersebut, yaitu Gedung DPRD dan Kejaksaan Negeri Blora, di Jalan Ahmad Yani.
Menurut Kepala Bagian Operasional Polres Blora, Kompol Zuwono, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan upaya pengamanan demonstrasi.
"Kami kerahkan 300 personil, Sabhara, Reserse, Intel dan Polsek, pengamanan dari satu peleton Sat Pol PP dan aparat dari Dinas Perhubungan Blora, Bapak Kapolres turun langsung memimpin pengamanan tersebut, Jalan A Yani dari pertigaan Kejaksaan sampai SMPN 6 Blora, ditutup untuk sementara hingga demo selesai," paparnya kepada Monitor Ekonomi.
Dasum Dukung Aksi
Di titik yang pertama, di depan Gedung DPRD Blora, para aktifis anti korupsi tersebut berorasi, meminta Ketua DPRD Blora, HM Dasum untuk menemui para pendemo, dan menyampaikan pakta integritas dukungan terhadap upaya pemberantasan korupsi.
Politisi dari "Partai Banteng Mencereng" itu pun mendatangi truk komando. Dan menyatakan dukungannya atas upaya pemberantasan korupsi di Blora. Dengan didampingi Kapolres Blora, AKBP Antonius Anang, SIK, MH, naik diatas truk untuk berorasi, menyatakan dukungannya.
"Saya dukung upaya dan maksud baik mereka, untuk penuntasan kasus korupsi di Blora, dalam pakta integritas saya tanda tangan lima tahun ke depan, akan saya optimalkan pengawasan agar tidak ada korupsi di DPRD di bawah kepemimpinan saya," tandasnya, kepada para awak media.
Bakar Simbol Pocongan
Setelah puas berorasi di depan DPRD Blora, massa bergerak menuju ke Kantor Kejaksaan Blora. Dan kembali meminta Kepala Kejaksaan Negeri Blora, I Made Sudiatmika, untuk keluar menemui pendemo. Para pendemo juga melakukan aksi teatrikal, mengusung keranda hitam dan mengeluarkan pocong, simbol matinya penegakan hukum, kemudian membakarnya di jalanan depan Gedung Kejaksaan Negeri Blora.
"Saya minta, Kajari untuk keluar, kami menuntut agar kasus - kasus korupsi yang mandeg di Kejaksaan, seperti kunker Dewan dan dugaan korupsi Dana Desa di Desa Pilang, Randublatung, kalau tidak segera keluar, kami akan masuk bersama - sama!" tandasnya.
Sempat terjadi kericuhan, antara massa yang berupaya masuk ke Kejaksaan, namun ditahan oleh aparat Polres yang menjaga pintu gerbang. Aksi saling dorong terjadi, namun tak berselang lama, keluarlah Kasi Intel Kejaksaan, Muhammad Andung dengan didampingi Eko Arifianto, dari Geram, naik ke truk Komando, dan menyatakan mendukung upaya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi di Kabupaten Blora. (Rome)
0 Komentar