IKLAN




 

Setoran PAD Dari BPE Lampaui Target

"Setoran bagi hasil dari pengelolaan minyak sumur tua dari Badan Usaha Milik Daerah PT Blora Patra Energi (BPE) tahun 2019, telah melampaui target. Dari target laba bersih yang ditetapkan sebesar Rp. 800 Juta dapat tercapai sebesar Rp. 1 Milyar, namun masih menunggu hasil audit dari Akuntan Publik selesai bekerja, untuk menetapkan target berikutnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham"

Kinerja Bagus BPE
BLORA, ME - Direktur Utama PT. Blora Patra Energi, Christian Prasetya menjelaskan hasil pengelolaan minyak sumur tua pada Tahun 2019 yang telah berakhir, di Kantor Gedung Samin Sirosentiko, Lantai 2, Jalan Pemuda.
"Dari pengelolaan sumur tua di Lapangan Ledok dan Semanggi, yang dilaksanakan dengan kerjasama, antara BPE selaku pemilik ijin pengelolaan, dengan perkumpulan penambang sumur timba di Ledok dan Semanggi tersebut, dari hasil itu, kami membukukan laba kotor sebesar Rp. 1 Milyar, dan nantinya, untuk setoran ke kas Daerah, sebesar 70% sebagai PAD sebesar Rp. 700 Juta, jadi telah lampaui target" paparnya kepada Monitor Ekonomi. Saat dikonfirmasi terkait target tahun 2020, Christian menjelaskan, masih menunggu hasil audit dari akuntan publik, dilanjutkan dengan pembahasan rencana kerja dan target melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Logikanya ya target harus naik, tapi kita tunggu audit, dan setelah itu RUPS untuk membahas target, tapi juga kemungkinan - kemungkinan terburuk pun menjadi bahan kajian, untuk tentukan berapa targetnya" ujarnya kembali.

Zero Accident
Disamping kesuksesan dalam memenuhi target PAD, Management PT BPE juga sukses dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Tekad pelaksanaan nol kecelakaan kerja atau zero accident, menjadi prioritas utama. Meskipun juga diakui dengan masih adanya pekerja tambang minyak yang tidak memenuhi disiplin standar keselamatan dan kesehatan kerja.
"Memang tidak mudah merubah perilaku mereka dalam bekerja, sesuai dengan protap keselamatan dan kesehatan kerja, padahal semua fasilitas safety first sudah kami berikan, dari helm, sepatu safety, wear pack, dan lain - lainnya, telah diberikan, tapi masih juga tidak mau makai, belum lagi kebiasaan merokok di area tambang, berkali - kali kita ingatkan, demi keselamatan kerja dan tempat pertambangan, oleh karena itu, setahun dua kali kirimkan penambang kami, pelatihan HSSE di Laboratorium Pertamina Asset 4, Cepu, hasilnya bisa merubah pola kerja mereka, untuk lebih disiplin dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja," ujarnya.

Upayakan Lapangan Plantungan
Sementara itu, Pipin salah seorang tokoh pemuda dan pengusaha dari Desa Plantungan, Kecamatan Blora Kota, merasa resah karena tidak bisa memanfaatkan potensi Tambang minyak dari sumur - sumur tua di wilayahnya.
"Desa kami banyak terdapat sumur tua, yang menghasilkan minyak, jumlahnya ratusan, namun yang jelas - jelas bisa diambil minyaknya, ada 7 (tujuh) titik, termasuk yang ada di tanah saya, sayang sekali ijinnya sulit sekali, padahal sudah mencoba melalui KUD Sumber Makmur, tidak keluar ijinnya," ungkapnya kepada Monitor Ekonomi. Menanggapi hal itu, Dirut BPE menjelaskan terkait status Lapangan Plantungan, yang berada dibawah pengelolaan Pertamina Hulu Energi (PHE) yang berkode PHE Randugunting.
"Lapangan Plantungan, Sambongrejo, Krocok, Grobogan dan Krikilan, Rembang adalah pengembangan ekplorasi migas yang dikelola oleh PHE Randugunting, belum menjadi lapangan produksi, jadi itulah sebabnya sulit mendapatkan ijin, BPE sudah pernah mengirim surat untuk pengusahaan sumur tua tersebut, sejak awal tahun 2019, namun sampai sekarang belum ada jawaban dari PHE," ungkapnya. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar