Cakra Bersholawat bersama Habib Syech Zaenal Abidin Assegaf dan KH Yahya Rozak untuk menguatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW (Foto: Rome) |
Cakra Bersholawat
BLORA, ME - Ribuan santriwan - santriwati muda hadiri perhelatan akbar bertajuk "Cakra Bersholawat", di lapangan volly Dukuh Dluangan, Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora, pada Rabu malam, (20/11/2019). Majelis Sholawat itu diselenggarakan oleh seorang pengusaha konstruksi dari CV. Cakra Bangun Persada , dipimpin oleh Direkturnya, Juhantoko, dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sekaligus untuk berkirim doa 100 hari atas wafatnya, Kyai Haji Maimoen Zubair, yang akrab disebut Mbah Maimoen. Ulama khos dari Nahdlatul Ulama, sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, yang namanya sangat harum bagi umat muslim di Indonesia, bahkan hingga Dunia. Hal ini terbukti, dengan permintaan dari Ulama Besar Arab Saudi, yang meminta di makamkan di Mekkah, dimakamkan di Pemakaman Khusus para Waliyulloh.
Ribuan Zahir Mania hadiri Cakra Bersholawat di Dukuh Dluangan, Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora Kota, mereka bersholawat Nabi Muhammad SAW hingga berderai air mata (foto: Rome) |
Sholawat Nabi Muhammad SAW itu, dipimpin oleh Kyai Haji Habib Syech Zaenal Abidin Assegaf, yang akrab disapa Habib Din itu, adalah menantu dari Kyai Haji Habib Lutfie Yahya dari Pekalongan, dengan menampilkan grup, Hadrah Sholawat Az Zahir dari Pekalongan. Satu per satu Sholawat Nabi Besar Muhammad SAW, dibawakan dengan teknik vokal dan musikalisasi yang sangat indah dan sangat membius para penggemarnya, yang dari awal hingga akhir tidak beranjak dari tempatnya, dan turut bersholawat bersama. Bendera - bendera dengan lambang NU, dan banner - banner yang bertuliskan Zahirmania, diangkat dan digerakkan mengikuti irama rebana dari Az Zahir. Semua terbawa emosi keharuan, bahkan hingga membuat air mata berderai, sebagai perwujudan kecintaan sekaligus kerinduan mereka kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Habib Din mengajak untuk membesarkan dan meningkatkan Majelis Sholawat di Blora, untuk meningkatkan Keimanan serta Ketaqwaan kepada Allah SWT, dan mendapatkan syafaat dari Kanjeng Nabi.
"Agar kita bisa bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, saat yaumil kiyamah nanti, kita harus bersholawat, dan meningkatkan Ketaqwaan kita kepada Allah SWT, sebagaimana diajarkan oleh Kanjeng Nabi kita, Rasulullah Nabi Muhammad SAW," ujarnya.
Mafidhoh Hasanah KH. Yahya Rozak dari Grobogan |
Awalnya, Cakra Bersholawat akan mendatangkan Saikhuna Habib Lutfie Yahya, sebagai Mufidhoh Hasanah, namun karena ada kepentingan mendadak, Ulama Besar Nahdlatul Ulama, Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal, Pekalongan tersebut, harus ke Jakarta untuk tugas demi kepentingan Nasional, beliau berhalangan hadir, dan digantikan oleh Kyai Haji Yahya Rozak dari Grobogan. Dalam tauziahnya, mengajak para orang - orang yang beriman, agar meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
"Mari kita tingkatkan ketaqwaan kulo lan panjenengan, karena surga itu milik orang - orang yang beriman kepada Allah SWT, dan mari kita berjuang di Jalan Allah, seperti kisah Sayyidina Umar, yang bertempur hanya dengan 313 orang, melawan ribuan tentara kafir, hanya karena bertaqwa kepada Allah SWT, maka bisa memenangkan perang Badar, bahkan dua anak kecil berusia 14 dan 15 yang bernama Muad dan Muadin bisa membunuh pemimpin perang dari kaum Quraish, yaitu Abu Jahal, karena ketaqwaan mereka kepada Allah SWT, " ujarnya.
Sebelum mengakhiri, Cakra Bersholawat, Habib Din mengapresiasi pelaksanaan event tersebut.
"Dalam setiap acara Sholawatan bersama kami, Az Zahir dan Syechermania, saya sangat mengapresiasi pelaksanaan ini, saya beri nilai sembilan, untuk pelaksana kegiatan ini, wabil khusus Cakra Bakti Perkasa, semoga selalu kemudahan rahmat dan rizkynya, serta selalu dimuliakan oleh Allah SWT, karena bisa menghadirkan Ulama, Umaro, Santri - Santri Syachermania dan masyarakat dengan tertib, aman dan nyaman, dan mereka mau bersholawat sejak awal hingga akhir, ini sungguh luar biasa, mari kita tingkatkan Majelis - Majelis Sholawat seperti ini di Blora, kebetulan ada Pak Wabup, Arief Rohman, yang juga intelektual muda NU, juga akan menyelenggakan Sholawatan ini di Alon - Alon Blora," ungkapnya. "Perlu diketahui, kemarau yang berkepanjangan ini, dan wafatnya Ulama Besar, Mbah Maimoen Zubair, adalah peringatan dari Allah SWT akibat ulah kita, yang suka membuka aib orang lain, mencari kesalahan orang lain, tanpa mengoreksi diri sendiri, maka Allah memberikan peringatan ini, oleh karena itu, marilah kita tingkatkan Majelis Sholawatan ini, untuk memperbaiki diri, dan bangsa ini," tutupnya.
Ulama Umaro Bersatu
Akhirnya menginjak acara terakhir, Cakra Bersholawat, yang juga dihadiri oleh para tokoh Ulama NU Blora, Wakil Bupati Blora, Arief Rohman, MSi, Kabag Kesra Setda Blora, Sugiyanto, Camat Blora, Dasiran, Dandim Blora, diwakili oleh Danramil Blora, Kapten Darmanto, Kapolres Blora, yang diwakili oleh Kapolsekta Blora, AKP. Agus Budiyana, Tokoh Masyarakat dan para santri Syechermania. Seluruh rangkaian tersebut ditutup dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mars Yahlal Wathon, Mars Az Zahir, dan ditutup dengan Doa, oleh Kyai Haji Yahya Rozak, untuk mengharapkan keberkahan rahmat dan rizky serta keselamatan seluruh umat Islam, wabil khusus masyarakat muslim Blora.
"Islam mengajarkan bahwa Cinta kepada Negara dan Tanah Air adalah bagian dari iman, semua harus aturan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan semangat NKRI adalah Harga Mati," tandas Habib Zaenal Abidin Assegaf.
Hingga akhir acara, berjalan dengan tertib dan aman berkat pengawalan dan pengamanan dari aparat keamanan baik dari Kepolisian, TNI dan Barisan Anshor Serbaguna yang menjadi garda terdepan Nahdlatul Ulama, dalam setiap kegiatannya. (Rome)
0 Komentar