IKLAN




 

Blora Tempat Peristirahatan Terakhir Pocut Meurah Intan

Foto : Makam Pocut Meurah Intan di Kompleks Makam Keluarga Trah Donohudan di Desa Temurejo, Blora

• Pejuang Perang Aceh
BLORA, ME - Sungguh tidak disangka, Blora juga memiliki keterkaitan sejarah tentang dahsyatnya perjuangan rakyat Aceh. Perang Aceh melawan Kolonial Belanda yang berlangsung sejak tahun 1873 hingga memasuki abad ke - 20, tercatat dalam sejarah Dunia, sebagai perang yang paling lama dan paling melelahkan bahkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda sekalipun.

Ada beberapa nama yang tercatat dengan tinta emas perjuangannya, di mulai dari Sultan Iskandar Muda, Tengku Umar, Tengku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien, Cut Meutia dan Pocut Meurah Intan bersama kedua anaknya, Tengku Muhammad Battee dan Tengku Nurdin. Dan masih banyak lagi pejuang Aceh, pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Nama - nama itu pernah kita pelajari dalam buku Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Kita hanya tahu sejarah itu, namun sungguh kita tidak pernah tahu, bahwa ada Pejuang Aceh yang menghabiskan sisa umurnya di Blora.

Pocut Meurah Intan
Pocut Meurah Intan bersama dua anaknya Tengku Muhammad Battee dan Tengku Nurdin, sangat diburu oleh Pasukan Marsose Kolonial Belanda. Akibat keberanian dan tidak pernah mau tunduk kepada Kolonial Belanda, Pocut Meurah Intan dan anaknya, Tengku Nurdin bersama kerabatnya, Panglima Mahmud, ditangkap dan diasingkan ke Jawa. Sementara itu Tengku Muhammad Battee diasingkan ke Sulawesi.

"Pocut Meurah Intan dan Panglima Mahmud, kakek saya, diasingkan ke Blora, oleh Kolonial Belanda, sedangkan Tengku Nurdin diasingkan ke Rembang, pada tahun 1905, tinggal di Kelurahan Kunden, hingga wafatnya pada tanggal 20 September 1937, di usia 108 tahun, di makamkan di Blora," ungkap Sugeng Waluyo, cucu dari Panglima Mahmud, yang kalau di Blora berganti nama menjadi Wakimud, dan menikah dengan Suminah, juru masak Bupati Blora waktu itu Cokronagoro II.

Jangan Lupakan Sejarah
Saat Monitor Ekonomi tiba untuk menemui Sugeng Waluyo, cucu dari Panglima Mahmud, di areal makam tersebut, petugas dari Dinas Perumahan dan Permukiman Perhubungan Blora sedang melakukan pemasangan lampu di areal makam keluarga Trah Donohudan, di Desa Temurejo, Kecamatan Blora Kota. Sebanyak tiga unit lampu lengkap dengan tiangnya akan dipasang untuk menerangi areal tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat, yang sangat peduli pada keberadaan makam Pahlawan Nasional yang sangat disegani oleh kolonial Belanda itu. Aiptu, Indra AR, SH, anggota Satreskrim Polres Blora menyampaikan terima kasih atas perhatian Bupati Blora, Djoko Nugroho.

"Saya selaku warga Desa Temurejo, sangat berterima kasih kepada Bupati, Pak Kokok dan Wakil Bupati, Pak Arief Rohman, karena telah memberikan lampu di areal makam ini, kami juga berharap agar makam Pocut Meurah Intan dan Panglima Mahmud, serta Tengku Nurdin bisa disatukan di sini, dibangun tempat khusus, seperti Makam Ibu Kartini di Bulu, Rembang, sekaligus untuk mengingatkan masyarakat Blora, bahwa di Blora ada makam Pahlawan Nasional," ungkapnya.

Dampak Sosial dan Ekonomi
Upaya Pemerintah Blora untuk membangun kawasan ekonomi baru, cukup masif dan berhasil, pemugaran kawasan Makam Mbah Sunan Pojok contohnya, para peziarah dari luar kota pun semakin bertambah, setiap harinya. Tidak jarang rombongan peziarah datang menggunakan bus besar, karena sudah termasuk paket wisata religi, ziarah Wali.

"Oleh karena itu kami ingin, makam Eyang kami Pocut Meurah Intan dan anaknya Tengku Nurdin, termasuk Panglima Mahmud bisa direvitalisasi, karena mereka adalah Pahlawan Nasional, agar di setiap perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan dan Hari Pahlawan diziarahi oleh masyarakat se Indonesia, termasuk anak - anak sekolah, saya yakin banyak yang belum tahu, termasuk gurunya - gurunya," ungkapnya.

Setali tiga uang, gagasan untuk membangun tempat khusus makam Pocut Meurah Intan dan anaknya, sangat diharapkan oleh warga Temurejo. Hal itu diungkapkan kembali oleh Aiptu Indra, anggota Reserse Polres Blora.

"Pocut Meurah Intan ini adalah keturunan Bangsawan Aceh, tentunya keluarga ataupun orang Aceh akan senang sekali berziarah kesini, dan seluruh Indonesia akan mengenang jasa - jasanya kepada Republik ini, pembangunan kawasan ini, saya yakin akan bermanfaat untuk Blora, apalagi kalau ada kegiatan khaul Pocut Meurah Intan, seperti halnya peringatan Hari Kartini," paparnya menutup wawancara. (Rome)







Posting Komentar

0 Komentar