IKLAN


 

PELARI KENYA MINATI BLORA RUN 2018

Jackline, pelari putri dari Kenya menjadi Juara dalam Blora Run 2018
HUT Blora ke 269 tahun
Blora-ME, Mengulang kesuksesan Blora Run 10 K tahun yang lalu (2017-red), dan dalam rangka Hari Jadi Blora ke-269 tahun, Pengurus Daerah Komite Olahraga Nasional Indo
nesia ( KONI ) Kabupaten Blora, dan disponsori oleh Bank Jateng Cabang Blora, kembali menggelar Blora Run 5 - 10 K, dengan mengambil start dan finish di depan Kantor Bupati Pemerintah Kabupaten Blora, atau tepatnya diruas jalan utama kota Blora, Jalan Pemuda, minggu pagi (23/12/2018). Kurang lebih 800 pelari, dilepas oleh Bupati Blora, Djoko Nugroho. Dalam pidato sambutannya, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Blora Run 5 - 10 K.
" Saya sangat mendukung kegiatan ini, dan saya sampaikan selamat datang kepada pelari dari Kenya, yang akan berlaga untuk kelas Internasional, pelari nasional dan lokal Blora, ke depan hadiah akan ditingkatkan, selamat berlomba , junjung tinggi sportifitas," ujarnya.


9 Pelari Kenya di Blora
Berbeda dengan tahun lalu, yang hanya dihadiri oleh satu pelari dari Kenya, yang sekaligus menjadi juara, Samson kali ini absen, digantikan oleh 9 pelari dari negara yang sama, terdiri dari 5 pelari putra, dan 4 pelari putri. Masing - masing akan bertanding untuk kategori elit internasional dengan menempuh jarak 10 kilometer, baik putra maupun putri. Dan hasilnya, Elvis Kyalo keluar sebagai Juara Pertama, dengan catatan waktu, 30,16 menit, disusul oleh James Gikunga, sebagai Juara Kedua, dengan catatan waktu, 31,13 menit, sementara Juara Ketiga diraih oleh Thomas Kipkorir dengan catatan waktu 31,35 menit, disusul kemudian Miller Kipruto dan Dennis Isika sebagai Juara Keempat dan Kelima. Untuk kategori Internasional putri 10 K, diraih oleh Jackline Neivo, sebagai Juara Pertama (37,13), Elizabeth Wanza diurutan kedua (37,18), disusul Daisy Cheruto (39,34) dan Sharon Jeruto (44,18) sebagai Juara Ketiga dan Keempat.


Yogyakarta Juara Nasional
Di kategori 10 K putra, Juara Nasional diraih oleh Nur Shodiq, pelari dari Yogyakarta, dengan catatan waktu 32,24 menit, disusul Jupianto Sembiring dari Medan (33,04), sebagai Juara Kedua, disusul oleh Difta dari Nusa Tenggara Timur (33,19) sebagai Juara Ketiga. Sementara itu, Yulianingsih, pelari dari Mojokerto, unggul sebagai Juara Peetama untuk kategori putri nasional, dengan catatan waktu 37,46 menit, disusul oleh Mila Karmila dari Probolinggo (39,45) dan Vera Febriana dari Bandung (40,45), tiga pelari dari Blora, Septiana Dita, Vivi Tri S dan Cika Mega berhasil menduduki diurutan keempat, enam dan tujuh dengan catatan waktu yang tidak kalah dengan pelari dari Kenya, apabila terus diasah dan lebih banyak mengikuti kejuaraan, baik lokal, nasional maupun internasional. Mengingat usia mereka masih sangat produktif untuk meningkatkan prestasinya.


Regenerasi atlit Blora
Harapan terus ditambatkan pada atlet - atlet pemula Blora, sebutlah Sindu Krisna Mukti, siswa kelas 1 SMP 2 Cepu, Kecamatan Cepu, yang berhasil menjadi Juara Ketiga untuk kategori pelajar pemula, pelari marathon 5 K. Pelari asuhan dari Heri Setiono, yang tak lain adalah Ketua Pengurus Cabang KONI Kabupaten Blora, mengakui telah digembleng sejak kelas 3 SD.
" Biasanya saya berlatih lari menempuh jarak 10 hingga 17 kilometer, rutin seminggu dua kali, saat akan bertanding bisa setiap hari," ungkapnya.
Sementara itu, disaat yang sama, Revalina, siswi SD Negeri 1 Ngroto, Cepu, yang berhasil meraih sebagai juara pertama, untuk kategori putri pelajar 5 K, juga merupakan atlet andalan yang patut dibanggakan, karena debutnya di olahraga atletik yang selalu meraih sebagai Juara. Baik di kejuaraan lokal maupun tingkat Jawa Tengah.
" Biasanya saya turun di nomor 1000 meter dan 400 meter, dibawah asuhan pak Heri, kali ini saya turun di maraton 5 Kilometer, dan Alhamdulillah dapat juara pertama," tutur anak pasangan dari Santoso dan ibu Kamal ini, dengan penuh bangga. Dan hasil itu akan terus ditingkatkan, dengan mengikuti kejuaraan - kejuaraan lainnya.


Jadilah tuan rumah yang baik
Secara keseluruhan penyelenggaraan Blora Run 5 - 10 K, telah berjalan dengan sukses dan lancar, hanya ada sedikit ganjalan yang justru itu dilakukan oleh salah seorang panitia, saat sesi selebrasi penyerahan hadiah kepada para pelari Kenya. Kata - kata yang tidak pantas keluar dari mulut salah satu panitia senior, yang perlu menjadi evaluasi bersama. Meskipun itu bernada candaan yang sama sekali tidak lucu, dan cenderung rasial, menyebutkan warna kulit. Adalah preseden buruk bagi olahraga yang menjunjung tinggi sportifitas dan solidaritas antar semua atlet. Meskipun mereka tidak tahu bahasa kita, itu tetap saja tidak pantas dan harus dikecam. Jadilah tuan rumah yang baik, dan ramah kepada siapapun, karena ini menyangkut nama besar negara dan bangsa Indonesia, terkenal dengan budaya yang ramah dan penuh sopan santun. Namun hal itu memang kembali kepada karakter masing - masing, watuk isih ono tambane, tapi watak memang itu sulit disembuhkan, hanya Allah yang tahu kapan itu diakhiri. (rome)

Posting Komentar

0 Komentar