Malam resepsi Hari Jadi Blora
Blora-ME, Sungguh tak terduga, Blora yang sejak sore tadi diguyur hujan lebat, hingga mendekati petang hari, tiba - tiba berhenti, dan langit bersinar cerah. Seakan direstui oleh Tuhan Yang Maha Esa, acara malam resepsi Hari Jadi Blora ke 269 tahun, dengan thema : Blora Jiwa Nusantara, yang dipusatkan di Kawasan Alon - Alon Blora, pada jumat malam (14/12/2018), pun berjalan dengan lancar. Diawali dengan pementasan seni barongan, dari Risang Guntur Seto, dan dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan " Indonesia Raya" yang dilaksanakan seluruh tamu yang hadir, dengan berdiri tegak, bersikap sempurna hingga lagu usai.
Blora sarat prestasi
Dalam pidato laporannya, Sekretaris Daerah Kabupaten Blora, Komang Gede Irawadi. Menyebutkan berbagai penghargaan tingkat Nasional dan tingkat Propinsi Jawa Tengah, diantaranya adalah Kabupaten peduli HAM dan Pelayanan Publik Berbasis Hak Azasi Manusia, Pengelolaan Keuangan Daerah Terbaik dari Menteri Keuangan RI, Pelaksana Posyandu Tingkat Nasional, dan kembali mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK, dan masih banyak lagi, penghargaan untuk Pemerintah maupun, Lembaga dan perorangan warga Blora. Tak lupa juga diungkapkan berbagai rangkaian kegiatan untuk peringatannya, yang diawali dengan berziarah di makam - makam mantan Bupati Blora, yaitu Supadi Joedodarmo di Yogjakarta, Srinardi di Surakarta, Soekirno di Semarang dan Soemarno, di Temanggung.
" Hal ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa beliau saat memimpin Blora, serta menjalin kembali dengan keluarga besar mereka, agar tidak melupakan Blora," ungkap Supriyono, Kepala Bagian Kesra Setda Blora.
Jembatan antar daerah
Blora yang telah berumur 269 tahun ini, diharapkan bisa semakin mensejahterakan seluruh masyarakat Blora. Program impian terbaru adalah pembangunan jembatan yang menghubungkan tiga Kabupaten, antar Propinsi, yaitu jembatan Medalem (Blora) dengan Ngraho (Bojonegoro) diharapkan bisa terwujud. Namun untuk Blora, terbentur dengan anggaran dan regulasinya, Bupati Blora mempersilahkan Pemkab Bojonegoro yang melaksanakannya.
" Saya minta Bu Ana Muawanah, Bupati Bojonegoro, sajalah yang melaksanakan pembangunan jembatan itu, karena APBD Bojonegoro hampir dua kali lipat dari Blora, besarnya Rp. 4,5 Trilyun, belum lagi, DBH migasnya, saya mohon jenengan saja yang mbangun jembatan itu," ungkapnya saat pidato sambutan Malam Resepsi HUT Blora ke 269 tahun, yang juga dihadiri oleh Bupati Bojonegoro, Siti Muawanah yang didampingi sang suami, dan dihadiri oleh perwakilan Bupati tetangga, Ngawi, Rembang dan Grobogan. Tampak juga para pejabat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah. Ketua DPRD Blora, Bambang Susilo, Pimpinan OPD dan BUMD serta Perbankan.
Hadirnya Betharia Sonata
Tak berselang lama, setelah usai seremonial resepsi formil, tibalah saatnya, Penyanyi Pop yang sangat tenar di era tahun 80 - 90an, Betharia Sonata tampil menyapa masyarakat Blora, terutama " Emak - emak " yang merangsek di depan panggung utama. Dengan dibalut gaun berwarna merah, meskipun diusia yang sudah bisa dikatakan senja, pelantun lagu legendaris " Hari yang Luka" ini masih terlihat energik dan awet muda. Dan yang mengejutkan, sekaligus membahagiakannya, panitia mempersembahkan kue ulang tahunnya yang ke 58. Bupati Blora, Djoko Nugroho dengan didampingi Ibu Umi Kulsum, berkenan mengucapkan dan menyanyikan lagu ulang tahun untuk Betharia Sonata, bersama masyarakat Blora yang hadir.
" Saya sangat berterima kasih atas kejutan ini, Alhamdulillah makin banyak yang mendoakan saya, terima kasih Blora," serunya.
Sejurus berikutnya, satu per satu lagu hits Betharia Sonata pun sukses dibawakan, termasuk " Hati yang Luka " yang sempat dilarang oleh pemerintah Orba, karena dianggap lagu cengeng, yang tidak mendidik dan lagu pop dianggap bertanggungjawab oleh aparat, menjadi sebab banyaknya kasus bunuh diri karena putus cinta. Ternyata itu tidak menyurutkan penggemarnya, yang rata - rata memang kaum perempuan.(rome)
0 Komentar