IKLAN


 

WARGA MISKIN DAN ANAK - ANAK TERPAPAR ROKOK

Ilustrasi
Rokok Kebutuhan Pokok Kedua
Blora- ME, Sungguh miris dengan perilaku perokok di Indonesia, dari tahun ke tahun para penghisap tembakau semakin naik, bahkan ini memapar pada warga miskin dan anak - anak remaja usia sekolah. Hal ini diungkap oleh politisi Senayan dari Komisi IX, Fraksi Partai Gerindra, saat kunjungan kerjanya di Blora. pada hari Sabtu, (20/10/2018) saat kegiatan sosialisasi gema cermat.
" Saya yang terlibat dalam Ikatan Kesehatan Masyarakat mengupayakan pencegahan dengan melakukan promotif prefentif, yaitu mencegah lebih baik, daripada mengobati, karena kita tahu banyak penyakit tidak menular yang disebabkan karena merokok, oleh karena itu kami mengupayakan agar mengurangi jumlah perokok, terutama kepada anak - anak dan warga miskin" ujarnya.


Rokok Sembako Nomor 2
Agar upaya mengurangi jumlah perokok dari kalangan anak - anak dan warga miskin, itu berhasil, cukai rokok harus dinaikkan.
" Rokok adalah komoditas kebutuhan pokok nomor 2, ini harus dikurangi, dengan jalan menaikkan cukai tembakau, agar anak - anak dan warga miskin berhenti merokok," ungkapnya, saat dikonfirmasi terkait harga ideal komoditas rokok.
" Untuk warga miskin dan perokok anak berkurang , tetap jaga kesehatan. Harga ideal adalah Rp. 50.000, per pak. Sehingga warga miskin dan anak - anak tidak akan mau membeli rokok, serta penerimaan negara akan bertambah besar, dan saat ini uang dari cukai tersebut digunakan menambal defisit dari BPJS." ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, yang saat ini bersiap untuk berkontestasi kembali dalam pemilihan legislatif tahun 2019, untuk Daerah Pemilihan Jateng 3, untuk wilayah Blora, Rembang , Pati dan Grobogan.(rome)

Posting Komentar

0 Komentar