 |
| Kapal yang terseret tsunami dari Laut Sulawesi |
Blora-ME, Belum habis air mata kita untuk korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Timur, Indonesia kembali diguncang duka. Gempa dengan kekuatan Magnitudo 7,4 itu, meluluh lantakkan Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada pukul 18.02 Waktu Indonesia Tengah, menjelang matahari terbenam, dan adzan Maghrib berkumandang.
Gempa yang berpusat di kedalaman 11 kilometer dan berjarak 26 kilometer di utara Donggala itu, telah diantisipasi dengan peringatan dini tsunami, malapetaka susulan, yaitu meluapnya air laut ke daratan, bagaikan air bah, akibat patahan struktur tanah yang diakibatkan oleh gempa yang dahsyat. Kembali terbayang gempa tsunami yang menghancurkan Aceh dan sebagian negara - negara di pesisir pantai yang sama. Ratusan ribu jiwa melayang, Kota Banda Aceh dan sekitarnya luluh lantak diterjang air laut yang meluap dengan kecepatan ratusan kilometer per jam, yang ironisnya masyarakat belum menyadari akan adanya bencana susulan yaitu tsunami.
Air laut mendadak surut namun sekian menit kemudian meluap dan menerjang apapun yang ada di depannya. Bencana tsunami tercatat dalam sejarah dunia terjadi pada menjelang akhir tahun 2004, sebagai bencana yang berakibat terburuk, dan kini kembali terjadi di Palu dan Donggala. Indonesia kembali berduka, Indonesia yang dianugerahi sebagai Negeri yang dilingkari cincin api, sehingga menjadi negeri yang kaya akan sumber daya alam dan kesuburan tanah, namun dibalik itu juga menyimpan ancaman bahaya tersendiri, yaitu potensi bencana alam, yang harus disikapi bersama, baik rakyat maupun pemerintah kita, untuk bisa bersiaga hadapi bencana, yang sewaktu - waktu datang kembali. Kini kita harus bangkit, untuk membantu saudara - saudara kita di Palu dan Donggala, karena kita adalah Indonesia, duka mereka adalah duka kita.(rome)
0 Komentar