IKLAN


 

Dandim Blora : "Sorgum Bisa Jadi Alternatif Pangan Lokal Dan Nasional"

Dandim 0721/Blora, Letkol. Inf. Agung Cahyono melihat dari dekat bulir sorgum yang dihasilkan petani KTH Gilang Maju Mulyo, Desa Kutukan, Randublatung 

"Dandim 0721/Blora, Letkol. Inf. Agung Cahyono kunjungi lahan budidaya tanaman sorgum di Desa Kutukan, Randublatung, di sela - sela kunjungan kerja ke Markas Koramil Randublatung dan Kedungtuban"

Sugianto serahkan produk hilirisasi sorgum berupa beras dan tepung kepada Dandim 0721/Blora, Letkol. Inf. Agung Cahyono

Kunjungi Lahan Sorgum
BLORA, ME - Di sela - sela tugas kunjungan kerja bina teritorialnya di Markas Komando Rayon Militer Randublatung dan Kedungtuban, Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0721/Blora, Letnan Kolonel Infanteri Agung Cahyono, kunjungi lahan budidaya tanaman pangan sorgum di Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung.

Dengan didampingi Ajudan dan Personil Pendim, dan Kepala Desa Kutukan, Muradi, Rabdublatung, Dandim 0721/Blora, menyaksikan hamparan tanaman sorgum, kemudian dilanjutkan menemui dan berdiskusi dengan para pegiat serta petani sorgum yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Gilang Maju Mulyo di lahan yang ditanami sorgum seluas kurang lebih 20 hektar ini.

"Saya ingin melihat kondisi tanaman sorgum, yang menurut informasinya merupakan tanaman pangan alternatif lokal, yang di lahan persil hutan ini, diupayakan ditanam seluas kurang lebih 20 hektar oleh petani di sini, kami sebagai TNI siap mendukung upaya - upaya membangun ketahanan pangan lokal ini, tinggal nanti bagaimana bisa dipastikan hilirisasi dan pemasarannya," ujar Dandim.

Hilirisasi Tanaman Sorgum
Di tempat yang sama, Pegiat produk tanaman sorgum Blora, Sugianto mengungkapkan telah melaksanakan upaya hilirisasi dari budidaya tanaman sorgum. Sambil menyerahkan produk beras dan tepung sorgum, di hadapan Dandim 0721/Blora, Letkol Inf. Agung Cahyono, mengungkapkan bahwa dirinya telah mengupayakan produk hilirasasi berupa beras dan tepung sorgum.

"Kami telah memproduksi beras dan tepung dari bulir sorgum, yang mana ini telah dipasarkan melalui online, namun saat ini harga sorgum memang masih mahal, karena minimnya produksi sorgum di hulu, untuk itu perlu dimasifkan kembali kepada petani - petani untuk menanam sorgum, karena sorgum bisa menjadi tanaman pangan alternatif, selain padi dan jagung," paparnya.

Sugianto, juga berharap Pemerintah bisa membantu produk pangan dari sorgum, dengan memberikan peralatan sistem pertanian (Alsintan) dan peralatan pengolahan bulir dan tebon sorgumnya, seperti mesin selep, penepung dan chopper, untuk produksi pakan ternak.

Bisa Diserap Bulog
Pegiat sorgum yang lain, Roy Kurniadi mengungkapkan harapannya untuk pengembangan sorgum di tingkat lokal, regional dan nasional, bisa dijadikan prioritas peningkatan tanaman pangan alternatif, untuk ketahanan pangan, cadangan pangan dan peningkatan ekonomi bagi para petani, melalui kebijakan penyerapan hasil panen sorgum yang berlaku nasional, melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Kami berharap, pak Presiden Prabowo bisa menyerap hasil - hasil tanaman sorgum ini, untuk cadangan pangan nasional melalui Perum Bulog, dengan diserapnya sorgum menjadi komoditas pangan pokok nasional, maka percepatan pengembangan sorgum akan terlaksana, selain harganya tidak tinggi, karena jumlah konsumennya yang terbatas, yaitu sebagai pangan sehat dan diet, artinya bisa dinikmati oleh seluruh rakyat, dan perlu diketahui pembudidayaan sorgum bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia 50%, sehingga mendukung upaya penyuburan lahan kembali," ungkap Roy.

Selain bulir, manfaat besar batang sorgum juga bisa digunakan untuk bahan baku sektor energi baru terbarukan, yaitu produksi nira yang dihasilkan oleh batang sorgum, untuk diproses menjadi bioetanol, sebagai bahan baku alternatif energi bahan bakar minyak (BBM), untuk mendukung program penggunaan 5% bioetanol sebagai bauran energi BBM, dari total kebutuhan energi nasional, sekaligus mengurangi importasi energi tersebut, yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar