Kesedihan Presiden Prabowo akan nasib anak - anak Indonesia, generasi bangsa banyak berasal dari keluarga yang miskin, dan tidak mampu menyediakan sarapan bergizi, melahirkan program visi misi yang diyakini sebagai faktor kemenangannya pada Pilpres kemarin, 60% lebih rakyat Indonesia memilih menggantungkan nasibnya kepada Prabowo Subianto, dan hanya dalam satu putaran.
Di awal banyak yang mencemooh program makan siang gratis yang dievaluasi menjadi makan pagi/siang bergizi gratis untuk seluruh anak sekolah usia dini dan dasar se - Indonesia, bahkan dianggap menghina harga diri bangsa, namun jika kita mau berhitung ekonomi, program tersebut justru adalah perwujudan ekonomi kerakyatan yang sesungguhnya.
Gelontoran ratusan trilyun rupiah tersebut langsung dinikmati oleh rakyat, berputar menyerap potensi pertanian, peternakan dan perikanan, yang pelaku usahanya ada di masing - masing desa, sementara penerima manfaat, yaitu masing - masing keluarga dapat menyimpan uang belanja harian sebesar Rp. 15.000 per anak per hari, yang jika kita kalkulasi melebihi program bantuan langsung tunai bulanan sebelumnya.
Meskipun kita masih menunggu skema dan teknis pelaksanaannya, berkaca dari pidato pelantikannya kemarin oleh Presiden Prabowo, terkait pencegahan tindak pidana korupsi, disampaikan dengan tegas dan keras, bahwa Pemerintahannya ke depan adalah pemerintahan yang bersih dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme, maka patut dikawal dengan sebaik - baiknya program visi misi tersebut, sekitar empat ratusan trilyun itu, dapat dinikmati langsung oleh seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. (Rome)
0 Komentar