IKLAN




 

Kades Ngloram Minta Nama Bandara Tetap Sesuai Sejarah

Bupati Blora Arief Rohman tinjau progres pembangunan pengembangan Bandara Ngloram

"Ide perubahan nama Bandara Ngloram menjadi Bandara Abdurrahman Wahid, kurang disetujui oleh Kepala Desa Ngloram, dan meminta ingat sejarahnya"

Usulan Nama Bandara
BLORA, ME - Bupati Arief mengusulkan nama pengganti Bandara Ngloram menjadi Bandara Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur, nama mantan Presiden RI keempat, sebagai bentuk penghormatan atas jasa - jasa Bapak Pluralisme Indonesia.

Beberapa pihak telah dimintai pendapat, terkait ide tersebut, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan para stake holder Bandara dari Kementerian Perhubungan. Pada dasarnya, mereka setuju, Bandara Ngloram diganti menjadi nama Bandara Abdurrahman Wahid.

"Nama Bandara Ngloram, kami usulkan menjadi nama Bandara Abdurrahman Wahid, untuk mengenang jasa - jasa beliau sebagai Presiden Keempat RI, sekaligus Bapak Pluralisme Indonesia," ungkap Bupati Arief beberapa waktu yang lalu.

           Diro Beni S, Kades Ngloram

Tetap Ingat Sejarah
Namun penggantian nama tersebut, nampaknya tidak disetujui oleh Kepala Desa Ngloram, tempat Bandara tersebut di atas, saat dikonfirmasi oleh Monitor Ekonomi pada Selasa (3/8/2021) yang lalu, di kediamannya. Kades Diro Beni mengungkapkan kurang setuju penggantian nama tersebut, dengan alasan untuk menghormati sejarah. 

"Kami kurang setuju, karena nama Bandara Ngloram itu diambil sejak dibangun disini, untuk menjadi fasilitas transportasi eksplorasi dan eksploitas migas di Blora, sejarah itu jangan sampai dihilangkan, kasihan generasi kita, terutama masyarakat Desa Ngloram ini, tetaplah itu menjadi bagian sejarah Blora dan Indonesia, kalo toh mau ganti nama, sesuaikan dengan nama tokoh Blora, misalnya Aryo Penangsang, karena disini juga ada situs sejarahnya," ungkapnya.

Utamakan Kemakmuran 
Meskipun silang pendapat itu tidak menimbulkan friksi yang tajam, namun jelas ada pro dan kontra terkait upaya perubahan nama tersebut, sebagian masyarakat tetap setuju, agar nama Bandara disesuaikan dengan kearifan lokal, tanpa meninggalkan jejak sejarah, artinya memberikan nama yang diharapkan oleh tokoh setempat, tetap Bandara Ngloram, atau nama Bandara Aryo Penangsang.

Sebagian lagi, tidak mempersoalkan penggantian nama tersebut, dengan berbagai motif dan alasannya. Namun sebagian lagi, meminta agar Pemerintah lebih memperhatikan azas manfaat dari adanya Bandara tersebut, agar sebesar - besarnya untuk mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara pada khususnya dan Kabupaten Blora pada umumnya. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar