IKLAN




 

Kisah Dua Pelukis Gaek

Dua Pelukis senior ini menolak untuk pensiun berkarya, karena seni yang mendarahdaging patut menjadi teladan bagi pelukis dari Blora

"Usia senja tidak membuat dua pelukis senior itu surut untuk terus berkarya, kisah Utomo, H.S dan Usye patut diteladani, untuk mereka yang ingin serius dalam berkesenian, terutama di jalur seni lukis"

Pameran Lukisan

BLORA, ME - Komunitas Kesenian Blora, bekerjasama dengan DPRD Kabupaten Blora, dan Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, menginisiasi adanya Pameran Lukisan dan Pagelaran Seni dengan Seniman yang berthema "Jati Diri Dan Kehidupan", kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama 5 hari berturut - turut dengan rangkaian kegiatan pagelaran seni dan budaya.

Pagelaran Budaya Seni Barong, Singo Mustiko Nggopati, dari Dukuh Klathak, Doplang, di bawah asuhan Hadi Suharto, Ketua Komunitas Perantau Blora yang disingkat Kopra. Meskipun diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat, tidak mengurangi minat pengunjung. Pameran dibuka langsung, oleh Kepala Dinporabudpar Blora, Slamet Pamuji.

Lukisan Nyi Roro Kidul
Diikuti Pelukis Senior

Dari 50 karya yang dipamerkan, terdapat beberapa karya yang dibuat oleh Pelukis senior, dari Semarang dan Blora. Dengan dua aliran yang berbeda, namun memiliki bobot imajinasi yang luar biasa mendalam. Seperti Utomo, H.S, dari Sampangan, Semarang, yang menampilkan empat karya bergaya naturalis, yaitu Nyi Roro Kidul, Hutan Jati, dan Alam Pedesaan. Sangat indah, seperti karya photografi dan memiliki daya magis.

"Seperti lukisan Nyi Roro Kidul ini, saya menjalani ritual semedi, selama 40 hari, sebelum melukisnya, setelah jadi saya tutup dengan kain mori dan kelambu, untuk di bawa ke Pameran ini," ungkapnya kepada Monitor Ekonomi.

Potret Kegelisahan

Potret kegelisahan Usye
Sementara itu, Usye juga menjelaskan karyanya, yang juga unik yaitu menampilkan potret kegelisahan dirinya, dengan adanya pandemi, dan perjalanan hidupnya yang masuk usia senja. Karya unik yang berjudul pandemi, dilukis dalam media kain kanvas, dan cat minyak, dengan bingkai yang cukup besar dan tebal dengan warna mencolok, yaitu biru terang.

"Ini sebenarnya mau tak kasih judul Nyi Roro Lor, kalau ada Nyi Roro Kidul, saya buat Nyi Roro Lor ya,  biar imbang ada kidul ada lor (selatan dan utara)," ungkapnya terkekeh - kekeh. 

Usye adalah pelukis asli dari Blora, yang kini bermukim di Surabaya, namun masih sering bolak - balik ke Blora, untuk melukis privat para Pejabat di Blora, seperti Bupati Blora, Djoko Nugroho, dan Wakil Bupati, H. Arief Rohman, MSi. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar