IKLAN




 

Bupati Kokok : "Gudang Pupuk Penuh, Siap Disalurkan"

Rapat Koordinasi Pengendalian Pupuk Bersubsidi dengan menggunakan Kartu Tani dipimpin langsung oleh Bupati Blora, Djoko Nugroho.


"Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pupuk Bersubsidi dengan menggunakan Kartu Tani di Kabupaten Blora, yang dipimpin langsung oleh Bupati Blora, diketahui bahwa gudang pupuk telah penuh, dan siap untuk disalurkan,"

Rakor Pengendalian Pupuk

BLORA, ME - Berbagai permasalahan terkait penyaluran pupuk bersubsidi, membuat Bupati Blora, Djoko Nugroho geram. Saat memimpin langsung Rapat Koordinasi tingkat Kabupaten Blora, untuk membahas pengendalian pupuk bersubsidi dengan menggunakan Kartu Tani. Benang ruwet penyaluran pupuk diminta untuk segera diselesaikan.

"Saya minta, permasalahan penyaluran pupuk bersubsidi segera diselesaikan, gudang pupuk penuh, siap disalurkan, semua petani yang tidak memiliki Kartu Tani namun, kuotanya masuk data E - RDKK, agar dilayani, dengan menggunakan form, namun sebaliknya, jika punya Kartu Tani tapi tidak tercantum dalam E - RDKK jangan dilayani, dan saya meminta para distributor, atau pengecer tidak memaksakan pembelian pupuk non subsidi," tandasnya dalam rapat yang berlangsung, di Ruang Pertemuan Setda Blora, hari ini, Senin (9/11/2020).

Pengecer Siap Salurkan

Sementara itu, pengecer pupuk untuk wilayah Kecamatan Banjarejo, Sukiban menyampaikan, bahwa para petani di wilayahnya tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh pupuk.

"Di wilayah kami, Kecamatan Banjarejo tidak ada masalah, dengan penyaluran dan pembelian pupuk, pakai kartu tani, stok pupuk sudah tersedia, sesuai kebutuhan petani kita," ungkapnya kepada Monitor Ekonomi.

Sementara itu, Sudarwanto, aktifis Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menyampaikan dukungannya penggunaan Kartu Tani untuk pembelian pupuk bersubsidi.

"Saya setuju penggunaan Kartu Tani untuk membeli pupuk bersubsidi, tapi validasi datanya harus benar dulu, siapa yang paling berhak mendapatkan kartu tani tersebut," ujarnya usai rapat.

Petani Sulit Pupuk

Di lain tempat, Lukito, dari Lidah Tani yang memiliki anggota para petani di wilayah Blora Selatan, yaitu Kedungtuban, Kradenan, Randublatung dan Jati, merasa geram atas sulitnya mendapatkan pupuk, yang diduga ada permainan mafia pupuk.

"Kami sudah mengirimkan surat untuk beraudiensi dengan DPRD, terkait langkanya pupuk bersubsidi ini, kenapa selalu terjadi, saat masa tanam, ini harus segera diselesaikan, kalau tidak ingin para petani turun ke jalan, bongkar mafia pupuk, yang menyengsarakan petani, sudah harganya melebihi HET, barangnya langka, bagaimana mau swasembada pangan, kalau pupuknya tidak ada, selain itu Kartu Tani juga tidak efektif dan efisien, karena tidak tepat sasaran," ujarnya. (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar