IKLAN




 

Pekerja Seni Datangi DPRD Adukan Nasibnya


Puluhan aktifis dari Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP Cepu), Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) dan FORKOM Blora Selatan lakukan audiensi mengadukan nasib para pekerja seni di DPRD  Blora terkait kebijakan pelaksanaan normal baru

"Puluhan pekerja seni dan hiburan siang tadi, mendatangi Gedung DPRD Blora untuk adukan nasib mereka, yang terdampak Covid 19, namun kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Blora"

Exsy dan rekannya
Merias wajah art tribal 
Audiensi Dengan DPRD
BLORA, ME - Dengan merias wajah bergaya art tribal, Exsy mengarahkan puluhan pekerja seni melalui megaphone, untuk menata puluhan lukisan teknis sablon cukitan, diatas tampah - tampah. Agar dijajar dengan rapi, di dalam ruang rapat Gedung DPRD Blora. Bersama Rory dari JPKP dan Seno Margo Utomo dari Geram, mereka melakukan audiensi kepada Wakil Rakyatnya.

Kehadiran mereka cukup mengundang perhatian, karena merias wajah dengan art tribal, hitam putih dan salah seorang bertopeng badut, dengan stelan necis dan berdasi, serta menenteng tas hitam yang bertuliskan uang rakyat. Benar - benar menampilkan aksi teatrikal.

"Kehadiran kami disini, untuk meminta Wakil Rakyat, agar berjuang untuk kepentingan rakyat, karena pin, baju dan fasilitas mereka adalah dari rakyat, saat ini kami dari para pekerja seni sedang dalam kondisi yang memprihatinkan secara ekonomi, oleh karena itu, mohon perjuangkan nasib kami," ujar Exsy, Koordinator Lapangan Aksi tersebut.

Ketua Komisi D DPRD Blora, Ahmad Labib Hilmy didampingi oleh Mujoko, Supriedi, Anif Mahmudi dan Munthohar menerima rombongan peserta audiensi dari para pekerja seni di Blora yang dikawal oleh aktifis dari JPKP, Geram dan FORKOM BS (Rome)

Pelaksanaan New Normal
Kehadiran mereka, diterima langsung oleh Komisi D DPRD Blora, yang membidangi masalah Pendidikan, Kebudayaan, Kesejahteraan Rakyat dan Kesehatan. Ketua Komisi D, Ahmad Labib Hilmy, dari PKB, yang didampingi oleh Supriadi, dari Partai Demokrat, Mujoko, dan Anif Mahmudi  dari PDIP, serta Munthohar dari Partai Golkar.

"Kami ucapkan selamat datang dan terimakasih atas masukan dan kritikan dari elemen masyarakat manapun, apabila kerja kami kurang maksimal dalam melayani masyarakat, untuk itu marilah kita bekerjasama, mendorong pelaksanaan new normal ini agar berjalan dengan baik, berikan kami data dan kondisi lapangan, bagaimana manfaat dan resikonya, pelaksanaan new normal ini, sehingga tahapan pencegahan, penanganan dan pemulihan dari dampak Covid, baik kesehatan maupun ekonomi, bisa berjalan dengan baik," tandas Ahmad Labib Hilmy.

Soroti Anggaran Covid
Sementara itu, Seno Margo Utomo, dari Gerakan Rakyat Menggugat menyampaikan data penyerapan anggaran penanganan Covid 19, yang cukup besar namun kurang maksimal membantu masyarakat, termasuk para pekerja seni di Blora.

"Anggaran Covid ini di Blora mencapai Rp. 63 Milyar, ditambah dengan BLT DD, untuk penyaluran bantuan sosial kenyataannya masih banyak yang tidak tepat sasaran dan tidak maksimal, termasuk yang dialami  para pekerja seni ini, oleh karena itu Dewan sebagai pengawas semestinya menjalankan fungsinya, tidak malah ikut di dalamnya, menjadi Gugus Tugas, mestinya didepan mengawasi, bukan di belakang, kalo perlu bikin Pansus terkait pelaksanaan penanganan Covid ini" ujar mantan anggota DPRD Blora dari PKS ini.

Bentuk Dewan Kesenian
Disaat yang sama, Exsy juga mengusulkan agar dibentuk Dewan Kesenian Blora, untuk mewadahi para pekerja seni dari Blora, dan memberikan fasilitas yang representatif semacam Taman Seni Budaya di Solo, Yogyakarta, Bali, Surabaya, Jakarta dan Bandung.

"Satu hal lagi, kita perlu membentuk Dewan Kesenian Blora, untuk mewadahi para seniman dan pekerja seni di Blora, seperti para penari tayub, pemain kethoprak, barongan, pemusik, pelukis dan pematung, atau seni visual teatrikal drama dan film yang ada di Blora, berikan mereka satu tempat yang representatif untuk mengekspresikan seni dan budaya, bersatu dalam satu kawasan taman seni dan budaya, demi mengembangkan ekonomi kreatif, normal baru, harus benar normal baru, untuk kemajuan ekonomi kreatif, masyarakat seni di Blora," papar Exsy, aktifis pembela pekerja buruh migran, yang telah sering keliling dunia untuk menyuarakan jeritan orang - orang tertindas. (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar