IKLAN




 

Pecah Telur, Blora Berstatus Zona Merah?

Spanduk peringatan terkait penutupan wilayah Desa Kentong, Kecamatan Cepu, akibat ditemukannya warga yang terpapar virus Corona, untuk pertama kalinya di Blora

"Beredar informasi secara luas melalui daring dan media sosial, seorang warga Desa Kentong, Kecamatan Cepu diduga positif terpapar virus Corona, saat kerja di Jakarta, dan ironisnya malah dijemput keluarganya, dengan mobil pribadi dan lolos dari pemeriksaan Posko Covid 19"

Warga Terpapar Covid
BLORA, ME - Upaya Pemerintah Kabupaten Blora, untuk mempertahankan statusnya, yaitu nol, alias hijau, sementara ini harus bisa menerima kenyataan, menjadi zona merah. Pasalnya, ada seorang warga Desa Kentong, yang bekerja di Jakarta, dan dalam kondisi sakit, dibawa pulang oleh keluarganya, yaitu istri, mertua dan sopir warga setempat, dengan mobil pribadi.

Dalam konten YouTube, PLT Dinkes Blora, sekaligus Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Covid 19 Kabupaten Blora, Lilik Hernanto menjelaskan kronologisnya.

"Ada informasi oleh Puskesmas Cepu, tentang kedatangan warga Desa Kentong, yang dalam keadaan sakit, dari Jakarta, yang dijemput oleh keluarganya, setelah diperiksa rapid test, dua kali hasilnya positif terpapar virus Corona, namun keakuratannya masih 74 %, sehingga pasien harus menjalani test lanjutan yaitu, test swab, saat ini pasien diisolasi di RSU Cepu, diisolasi sambil menunggu hasil lab dari Yogyakarta," ungkapnya.

Blora Pecah Telur
Peristiwa ini, sontak menggegerkan publik Blora, setelah upaya pencegahan yang keras, dari semua pihak, untuk tetap nol, dari Covid 19, harus pecah telurnya, dan diduga pun telah menyebar ke beberapa orang, di kampungnya, hal itu disebabkan karena tidak menjalankan protokol kesehatan dalam penanganan Covid 19.

"Kemungkinannya, sudah menyebar mas, soalnya sudah gepok (bersentuhan) dengan para tetangga, bercengkrama, di rumahnya, dan istrinya pun berjualan nasi pecel di rumah, karena tidak ikut diisolasi sejak kedatangannya, 4 hari dari Jakarta," ungkap warga yang menyampaikan melalui suara di pesan WhatsApp, yang beredar luas, di media sosial.

Menghadapi situasi ini, dengan terpaksa Pemerintah Desa Kentong, Kecamatan Cepu, memberlakukan penutupan wilayah Desanya, alias Lockdown. Sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi penularan Covid 19, dan demi ketenangan warganya.

Kecolongan Pemeriksaan
Meskipun telah diupayakan semaksimal mungkin, dan harus kita apresiasi, upaya dari para Relawan Gugus Tugas, dan seluruh aparat kesehatan yang terlibat, namun tetap harus ada evaluasi, dalam pemeriksaan pemudik, dan warga yang keluar masuk wilayah Kabupaten Blora.

"Kalo dulu hanya bus malam yang diperiksa, ternyata kita menemui kasus dan diduga positif adalah dari warga yang dijemput dengan mobil pribadi, yang selama ini luput dari pemeriksaan, harusnya semua diperiksa, yang keluar masuk, Blora, mau itu naik bus, travel, truk, mobil pribadi, ataupun motor sekalipun,"  ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya kepada Monitor Ekonomi.

Sementara itu, baru saja penulis mendapat informasi A1, bahwa pasien dalam pengawasan yang dirawat dan meninggal di RSU dr. Moewardi, Solo pada (9/4/2020), serta telah dimakamkan 10 hari yang lalu, telah keluar hasil uji swabnya, dan positif terkena virus Corona. Dan keluarganya pun telah diisolasi oleh petugas kesehatan, dari rumah di Kompleks Perumda, Kelurahan Kunden, Blora Kota. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar