IKLAN




 

Wawancara Ekslusif : Riza Yudha, Asisten Staf Khusus Presiden RI


Bersama Presiden Jokowi

Wawancaradengan Riza Yudha Prasetia, Bakal Calon Bupati Blora ini, bagaikan pertemuan reuni dengan teman lama. Sosoknya yang ramah dan santai, namun sangat serius bila diajak bicara soal Pemerintahan baik Pusat, maupun Daerah. Di teras rumahnya, yang bergaya klasik dan artistik, berdinding bata merah, dengan hiasan foto Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno, dan logo Partai "Banteng Mencereng", kami diterima dengan ramah oleh sang istri, Ratnasari Puspitarini, dan diminta duduk di kursi kayu yang unik, dan antik. Tempat biasa Riza Yudha menerima tamu - tamunya. Di Jalan Angsana No. 9 Kompleks Kaplingan Kridosono, Kelurahan Karangjati, Blora Kota. Kompleksnya para pejabat elit Kabupaten Blora. Pada Sabtu pagi, (1/2/2020).
Tugasnya sebagai Koordinator Bidang Politik dan Komunikasi Publik, Asisten Staf Khusus Presiden RI, membuatnya harus sering berkeliling Nusantara.

Kisah Perjalanan
Setelah menunggu beberapa saat, usai pijat pegal - pegal, karena sakit kemarin. Riza Yudha keluar menemui kami, yang sebelumnya menunggu sambil menyeruput kopi yang disediakan oleh kakaknya, Rossy yang tak lain adalah teman seangkatan dengan saya, dari SMPN 1 Blora dan SMAN 1 Blora. Kami sempat ngobrol tentang persiapan reuni perak alumni SMA 1 Blora angkatan 1995. Kembali ke Riza Yudha, kami buka percakapan, terkait perjalanan hidupnya, yang bagaikan impian bagi setiap pemuda. Berhasil meraih posisi sebagai Asisten Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, artinya berada di lingkaran Istana Negara, bukanlah perjalanan hidup yang mudah. Namun juga tidak sulit jika benar - benar bekerja keras. Buktinya, Riza Yudha yang masa kecilnya bersekolah di SD Negeri 2 Tempelan, dan SMPN 1 Blora itu, mampu menembus batas perpolitikan nasional, menjadi Tenaga Ahli Anggota DPR RI, dari PDIP, Arya Bima, dan kini sebagai Asisten Staf Khusus Presiden RI, Koordinator Bidang Politik dan Komunikasi Publik. Monitor Ekonomi berkesempatan mendengar cerita panjang perjalanan hidupnya, pengalaman sekaligus impiannya untuk "Balik Kandang, Bangun Blora".

Kegelisahan Hati
Tekad Riza Yudha untuk mencalonkan diri, sebagai Bupati Blora, sudah bulat. Mendaftar melalui DPC PDIP, menjadi satu - satunya pintu pilihan, karena dirinya adalah kader dari Partai yang membesarkan namanya.
"Saya ingin balik kandang, membangun Blora, sejak saya meninggalkan Blora tahun 1995, untuk sekolah di SMA 5 Semarang, kemudian kuliah di UGM Fakultas Kehutanan, dan sampai sekarang 2020, Blora ketinggalan jauh dari Kabupaten - Kabupaten yang lain, tidak perlu jauh, dengan Rembang, Grobogan, Pati, kita kalah jauh, ada yang salah dengan pemerintahan ini, padahal secara potensi, kita ada hutan, migas, hasil bumi dari pertanian, dan peternakan terutama sapi, yang populasinya tertinggi se Jawa Tengah, hanya ada dua hal, Pemerintahan ini tidak tahu, atau tidak mau tahu?" ujarnya menumpahkan kegelisahan hatinya.

Berbasis Potensi Daerah
Riza Yudha juga menyoroti kebijakan Pemerintah Kabupaten Blora, yang tidak bisa efektif dan efisien dalam pembangunannya. Baik itu infrastruktur maupun ekonominya.
"Pembangunan infrastruktur Blora, tidak bersinergi antara Pusat, Daerah dan Desa, contoh real adalah jalan antar desa, antar Kecamatan yang tidak terkoneksi dengan baik, dan rusak parah, sudah parah, terpisah oleh hutan lagi, makanya banyak masyarakat yang teriak, bikin forum Blora Selatan, Blora Barat, Blora Utara dan Blora Timur, yang isunya sama, jalannya rusak parah, minta diperbaiki semua, hanya ada dua wilayah kita yang termasuk kategori kota, Blora dan Cepu, padahal masih ada 14 Kota Kecamatan lain, yang kondisinya memprihatinkan," paparnya.
Isu krusial yang lain, yaitu pembangunan  ekonomi rakyat. Kelemahan Pemkab Blora, kurang memperhatikan adanya basis - basis potensi ekonomi daerah.
"Populasi sapi Blora, yang tertinggi se Jawa Tengah, hanya dijual hidup ke daerah lain, termasuk Jakarta. Tidak didorong bagaimana agar dijual dalam bentuk daging, kemudian kulitnya disamak, dijadikan produk sandal, sepatu, jaket, dompet, sabuk dan lain - lain, yang nilainya bertambah tinggi, Pemkab harus sediakan RPH modern, alat produksi penunjang UKM, misal mesin penyamak itu murah, kemudian datangkan ahlinya sebulan dua bulan, digaji tinggi nggak apa, tapi kita bisa mencetak UKM - UKM yang handal nantinya," jelasnya.

Sinergitas Antar Pemda
Menurut suami dari Rngt. Ratnasari Puspitarini, pemetaan potensi ekonomi, dan sinergitas antar Pemda sangat penting, karena setiap daerah memiliki potensi alam yang berbeda - beda.
"Seperti Rembang, punya laut, jadi potensi ekonomi mereka adalah perikanan, tapi pertaniannya kurang, sementara Blora surplus, sinergitas antar Pemda untuk bekerjasama ini sangat penting, termasuk daging sapi, kemudian jagung, Blora panen raya, daerah lain belum tentu, negara kita ini luas, bisa kerjasama dengan Pemda manapun, oleh karena itu, BUMD harus dioptimalkan, jadi sangat sederhana sebenarnya," jelasnya. "Kemudian terkait investasi, Pemkab harus bisa menciptakan iklim yang aman dan nyaman bagi mereka untuk usaha disini. Kuncinya adalah infrastruktur pendukung harus baik, birokrasi perijinan harus mudah, cepat tidak berbelit - belut, sosialisasi yang benar ke masyarakat, dan menyiapkan SDM yang terlatih dan bersertifikat, agar bisa ikut bekerja di investasi yang ada, dan kalau investasi nyaman, masyarakat bekerja, ekonomi bergerak, multiflayer efeknya UKM berkembang, ekonomi mikro kuat, ekonomi makronya semakin kuat," imbuhnya.

Pemberdayaan Desa
Desa, sebagaimana tertuang dalam Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014, adalah bentuk pengakuan dari negara, atas keberadaan Desa sebagai wilayah pemerintahan administratif terendah. Pemerintahan Desa diberi kewenangan untuk mengatur sendiri pengelolaannya. Termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang bersumber dari Pemerintahan diatasnya. Tujuan Pemerintah Pusat, agar masyarakat di pedesaan lebih sejahtera dan maju, baik infrastruktur maupun ekonominya. Hal ini juga menjadi perhatian dari Alumnus Pasca Sarjana UGM Fakultas Politik Pemerintahan, Riza Yudha Prasetia.
"Pemerintahan akan efektif bila Desa - Desanya maju, oleh karena itu Desa harus bisa menjadi Pusat Data, Pusat Administrasi dan Pusat Aktifitas , dengan maksimalkan teknologi informasi, sistem manajemen on line berbasis internet, sementara di bidang ekonomi, pemberdayaan dan peningkatan Badan Usaha Milik Desa, disinergikan dengan koperasi, sebagai Soko guru ekonomi Bangsa, yang berazaskan kebersamaan dan gotong royong harus dijadikan prioritas, BUMDes harus menjadi motor penggerak ekonomi, bangun toko modern Desa, atau Desa Mart, untuk menyerap hasil bumi sendiri, dan produk - produk usaha kecil milik warga Desa, jadi jangan hanya asal teriak, maraknya toko modern, tapi tidak berbuat apa - apa." tandasnya.
Persiapan Pilkada Blora
Jika anda melihat, di setiap sudut jalan, baik di Desa, maupun Kota, bertebaran alat peraga kampanye, dengan berbagai ukuran. Banyak orang bertanya, apakah itu kerja aktif relawan ataukah tim pemasang dari perusahaan periklanan yang dibayar oleh manajemen kampanye? Saat dikonfirmasikan hal itu, Riza Yudha memastikan bahwa itu adalah kerja relawan setempat yang memasangnya.
"Ribuan APK saya, dipasang sendiri oleh para relawan, mereka minta, lalu kami buatkan, dan kami beri ongkos untuk biaya pemasangan yang cukup, untuk tenaga, makan, minum dan sosialisasi yah..ngopi - ngopi lah, di wilayahnya masing - masing. Kemudian lebih dari 400 lembar banner yang terpasang di warung - warung, itu juga permintaan mereka, pemilik warung sendiri, kita tanya dulu, apakah mengganggu penjualan mereka atau tidak, mereka bilang tidak, ya sudah kami pasang,"  ungkapnya.
Sementara itu, belum turunnya rekomendasi dari Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Sukarnoputri, juga membuat was - was semua calon yang mendaftar di PDIP. Menanggapi hal itu, Riza Yudha masih optimis.
"Yang membuat saya optimis adalah, saya kader PDIP, komunikasi sangat baik dan intens dengan pengurus baik DPP, DPD maupun DPC PDIP, selain itu dorongan dan dukungan dari mentor saya, Bapak Arya Bima, karena dulu saya adalah Tenaga Ahli beliau, dan siap membantu luar dalam," ungkapnya. " Untuk Wakilnya, saya sudah bertemu dengan beberapa calon yang ada, bagi saya Wakil adalah orang nantinya akan melengkapi tugas, bukan malah membebani," tandasnya. (Tim ME)




Posting Komentar

0 Komentar