IKLAN




 

Upayakan Deradikalisasi Pengaruh Punk

Sungguh peristiwa yang menyesakkan dada bagi masyarakat Blora, bahkan Indonesia. Kita patut prihatin dan mengambil hikmah sekaligus tindakan yang cepat. Kasus penemuan mayat dalam karung di tengah hutan di Petak 113 RPH Jatikusumo, Dukuh Loji Ijo, Desa Kalisari, Randublatung, pada Kamis (12/7/2019), dan beruntung Tim Buser dari Satreskrim Polres Blora dalam waktu singkat berhasil membongkar kasus itu. Patut kita apresiasi kinerja dari mereka. Setelah terkuak identitas korban, Deni Triatama, usia 16 tahun, warga Kelurahan Jepon. maka dengan mudah dapat ditelusuri pelakunya. Dan tertangkaplah salah seorang terduga pelakunya, yang ternyata adalah temannya sendiri, yang berusia sepantaran. Sesuai dengan prediksi, bahwa Deni (korban) tewas karena perkelahian dengan teman sendiri. Dia dikeroyok 6 orang temannya. Entah karena apa, setelah minum - minum bersama yang diduga adalah minuman keras di Randublatung. Tapi saya ingin membahas, terkait latar belakang dari pelaku dan korban, yang kurang lebih berasal dari komunitas yang sama, anak usia sekolah, SMP yang putus sekolah, kemudian menjadi anak jalanan, di komunitas Punk. Hal ini terlihat dari gaya hidupnya, rambut dipotong seperti kuda, mohawk, badan bertatto, dengan tindikan di hidung, kuping bahkan di lidah. Mereka hidup bebas di jalanan, seperti tak mau dikekang oleh siapapun, atau aturan apapun. Pandangan anti kemapanan mereka wujudkan dengan bernyanyi dengan thema anti sosial, politik dan pemerintahan, bahkan mereka berpendapat bahwa pendidikan adalah pembodohan. Untuk hidup, mereka mengamen, dan memungut makanan atau minuman sisa yang ada di tong sampah. Komunitas ini juga memiliki kebiasaan buruk, yaitu minum - minuman keras, dan begadang hingga larut malam. Dan yang lebih miris lagi, terdapat anak - anak usia sekolah. serta anak perempuan, yang bisa jadi terjadi seks bebas di antara mereka, dan puncaknya adalah kasus penemuan mayat dalam karung itu. Semoga segera bisa dituntaskan. Pemerintah melalui OPD terkait dari semua tingkatan, termasuk Desa dan masyarakat harus bahu membahu, mencegah hal ini terjadi kembali. Upayakan deradikalisasi pengaruh Punk, yang buruk bagi pendidikan mental anak - anak kita. Dan itu, harus kita upayakan dari keluarga masing - masing. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar