Kreatif dan Peduli Lingkungan
dengan BOSATIK
Surakarta, ME - pemandangan berbeda terlihat di halaman gedung
barat SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakata. Sejumlah 135 siswa-siswi kelas IV
telah duduk rapi bershaf sambil membawa botol bekas air meneral. Ada sebagian
yang sudah terisi sampah plastik, ada pula yang belum. Sebuah spanduk MMT
berwarna dasar merah dan bertuliskan kegiatan hari ini terpasang di serambi
teras sekolah.
Keberadaan mereka ternyata akan
merayakan Hari Anak Nasional 2019. Tema yang mereka angkat adalah 'Kreatif dan Peduli Lingkungan dengan
BOSATIK'. Kegiatan diawali dengan Doa Bersama untuk Anak-anak Indonesia
yang berada di Halmahera, yang beberapa waktu lalu tertimpa musibah gempa.
Serta doa untuk balita berusia 1,5 tahun, Kaifan Azzam Nur Rido, yang meninggal
dunia akibat tertimpa pohon tumbang di CFD Slamet Riyadi, Solo, Ahad (21/07)
kemarin.
Kepala SD Islam Terpadu Nur Hidayah
Surakarta, Waskito, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan, "Perayaan Hari Anak Nasional 2019 kali ini kita gunakan
untuk penguatan karakter peduli lingkungan dan kreativitas. Salah satunya
dengan BOSATIK ini. Ini tentu selaras dengan visi SD Islam Terpadu Nur Hidayah,
'Sekolah Bermutu, Berkarakter, dan Berbudaya Lingkungan'. Serta tentunya
menguatkan program rintisan menjadi Sekolah Adiwiyata. Selain tentunya kita
juga berempati kepada anak Indonesia yang baru tertimpa musibah."

Salah satu siswi kelas 4D, Muthia
Ramaniya Hariputri, menuturkan kesenangannya dengan kegiatan yang diadakan saat
ini, (23/07).
"Aku seneng dengan kreativitas Bosatik
ini. Soalnya sampah plastik jadi nggak berceceran, aku juga bisa ikut menyelamatkan
bumi dari sampah plastik," ucapnya
Sementara guru kelas 4, Wulansari,
S.P, S.Pd., menuturkan Bosatik sebagai upaya mengurangi sampah plastik yang
akan mengakibatkan dampak buruk untuk lingkungan.
"Bosatik ini sebagai salah
satu upaya mengurangi dampak buruk dari banyaknya sampah plastik di sekitar
kita, selain itu para siswa juga belajar memilah sampah, merapikan sampahnya,
dan menjaga lingkungan kelas tetap bersih dan rapi. Sampah plastik bekas wadah
makanan atau minuman akan mereka masukkan dalam Bosatik, lalu disimpan di dalam
laci mereka masing-masing. Harapannya upaya kecil ini bisa ditindak lanjuti
dengan pemanfaatan Bosatik menjadi barang yang lebih bermanfaat," Tuturnya
(Hum/nug/moe)
0 Komentar