Saksi bisu kebiadaban PKI Madiun ini dulu adalah sumur tempat dimasukkannya 5 jenazah pahlawan Susamarbusu Ngawen
Prasasti Susamarbusu Ngawen
BLORA, ME - Saat kita berkunjung ke Kantor Kecamatan Ngawen, di salah satu dinding sebelah timur di dalam kompleks Kantor tersebut, nampak satu prasasti yang cukup besar dari bahan marmer putih, di prasasti tersebut terukir dengan rapi di setiap hurufnya dan dicat warna hitam.
Prasasti untuk mengenang lima pahlawan kusuma bangsa kita dari Kepolisian Sektor Ngawen, yang tewas akibat kekejaman dari PKI Musso Madiun pada tahun 1948, tiga setelah Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan oleh Soekarno - Hatta, dari salah satu Gedung di Jalan Pegangsaan 56 Jakarta.
Prasasti itu terukir lambang Kepolisian Republik Indonesia Tri Brata, kemudian di bawahnya pada paragraf pertama tertulis
"Di Tempat Ini...Telah Gugur Para Suhada Kusuma Bangsa Akibat Kebiadaban PKI Tahun 1948, kemudian di bawahnya tertulis lima nama - nama Anggota Kepolisian tersebut yaitu:
1. Brigadir Polisi Soeratman
2. A.P. Kelas III Sjamsoedin
3. A.P. Kelas III Martodidjojo
4. A.P. Kelas III Boediman
5. A.P. Kelas III Soekardi
Di paragraf terakhir tertulis: "PENGORBANANMU AKAN KAMI KENANG SEBAGAI LAMBANG KESETIAAN DAN KERELAANMU DALAM MEMPERTAHANKAN DAN MENEGAKKAN KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG - UNDANG DASAR 1945"
Prasasti itu ditandatangani oleh Kolonel Pranoto, Kepala Kepolisian Wilayah Pati, pada tanggal 12 September 1990 di Ngawen.
Korban Kebiadaban PKI
Kelima suhada tersebut, menurut Komandan Rayon Militer (Danramil) Ngawen, Kapten Suahmad, menjadi korban kebiadaban anggota PKI Musso, dan dimasukkan ke dalam sumur di kantor yang sebelumnya adalah Kantor Kawedanan Ngawen itu.
"Ya seluruh korban tersebut, dimasukkan ke dalam sumur, yang ada di tengah ini, sekarang dijadikan pot bunga ini, ini lubang buayanya Blora, bahkan ini lebih dulu kan, karena ini terjadi pada tahun 1948 sesuai prasasti, yang dikenal dengan pengkhianatan PKI Madiun, semuanya anggota polisi, makanya setiap Hari Bhayangkara selalu diziarahi juga ," ujar Danramil Ngawen ini.
Pesan Kemerdekaan
Selaku Komandan Wilayah Teritorial Kecamatan Ngawen dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), dirinya berharap seluruh masyarakat saling bahu - membahu untuk HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada bulan Agustus ini, dan ini menjadi agenda rutin negara dan seluruh rakyat untuk diperingati dengan khusuk dan khidmat.
"Saya berharap seluruh rakyat Indonesia bisa merayakan kemerdekaan yang diraih oleh para pahlawan kita yang berkorban jiwa raga, darah dan air mata, sudah seyogyanya kita mengisi kemerdekaan ini, dengan menggelar upacara - upacara dan memeriahkannya dari Sabang sampai Merauke, kalau kita harus mengeluarkan biaya untuk gotong royong merayakan itu tidak masalah, seluruh negara di dunia juga melakukan hal yang sama, karena rasa nasionalisme dan cinta pada negaranya, seperti halnya kita" tandas Danramil Ngawen kembali.
Komandan itu juga menegaskan, kalau ada pihak - pihak yang berupaya untuk mengotori perayaan itu, segera laporkan ke Koramil setempat, nanti personil TNI yang akan menghadapinya, patut dipertanyakan kewarganegaraannya di Republik Indonesia ini.
"Kalo ada warga yang tidak mau pasang bendera di rumahnya, ada yang tidak mau menyelenggarakan upacara bendera bagi Instansi dan Sekolah, yang diikuti seluruh Aparatur Negara dan jajaran Sekolah, maka akan berhadapan dengan TNI, mereka tidak berhak tinggal di negara kita," tandasnya. (Rome)
0 Komentar