IKLAN


 

Terlalu Murah! APTRI Blora Minta Harga Beli Tebu PG GMM - Bulog Harus Dievaluasi

Sunoto, Ketua Pengurus APTRI Kabupaten Blora gelar konferensi pers meminta evaluasi harga beli tebu PG GMM - Bulog

"Harga beli tebu petani di PG GMM - Bulog terlalu murah, APTRI Blora protes meminta untuk dievaluasi sesuai pasaran pabrik gula swasta yang ada di Jawa"

.   Anton Sudibyo, Sekretaris APTRI Blora

Musim Giling Tebu
BLORA, ME - Musim giling tebu di Pabrik Gula Gendhis Multi Manis - Bulog yang ada di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan - Blora nampaknya akan terganggu dengan adanya protes dari Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora yang baru, pasalnya harga beli tebu terlalu murah.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua APTRI Blora, Sunoto yang didampingi Sekretaris, Anton Sudibyo bersama jajarannya. Pihaknya mengaku prihatin dengan nasib ribuan petani tebu di seluruh Kabupaten Blora dengan keputusan Direksi PG GMM - Bulog yang menetapkan harga beli hanya sebesar Rp. 67.000,- /kwintal atau Rp. 670/kg.

"Kami sangat prihatin dengan harga beli PG GMM - Bulog Blora yang ditetapkan oleh Direksi yang hanya Rp. 670/kg, padahal harga di Pabrik Gula lain sudah mencapai Rp. 810 - 840 per kilogram, dan  harga ini ditetapkan tanpa meminta pendapat para petani tebu, jadi ditetapkan sepihak, padahal harga gula sekarang sudah Rp. 17.500 per kilogram" papar Sunoto kepada para awak media, di Cafe Deka Ngawen, pada Jumat pagi ini (10/5/2024).

Kirimkan Surat Permohonan 
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris APTRI Blora, Anton Sudibyo juga menyampaikan bahwa untuk membantu nasib petani tebu yang berjumlah 4000an orang itu, dirinya secara lembaga mengirimkan surat permohonan evaluasi harga beli tebu kepada Direktur Utama PG GMM - Bulog Blora yang berlokasi di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan itu.

"Kami sudah mengirimkan surat permohonan evaluasi kepada Direksi PG GMM - Bulog kemarin, agar harga beli tebu untuk Petani kita harus dinaikkan, sesuai dengan pasaran harga beli PG lain yang ada di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat, kita tidak mau didholimi terus, ini ibarat kita dijajah Londo Ireng, atau bangsa sendiri," ungkapnya dengan intonasi yang berapi - api.

Mantan anggota DPRD Blora itu juga menandaskan agar jajaran Direksi PG GMM - Bulog itu memperhatikan benar surat permohonan evaluasi tersebut, untuk memperbaiki nasib petani tebu Blora yang terjepit hutang akibat menjalankan budidaya tebu tersebut, apabila tidak diperhatikan APTRI Blora akan mengajak ribuan petani untuk berdemo di Pabrik Gula yang awalnya didirikan oleh Lie Kamajaya itu. 

"Kita meminta Direksi PG GMM - Bulog benar - benar memperhatikan nasib ribuan petani tebu di Blora, tebu kita adalah produk yang terbaik dan banyak dicari oleh pabrik - pabrik Gula di Jawa, kita kirimkan satu dua kali surat, kalo tidak diperhatikan kita akan demo, dan saya berharap Bupati Blora bisa ikut memperhatikan petani Blora, rakyatnya!" tandasnya. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar